Kamis, 07 Januari 2016

Ceritamu Menguatkan Ku

Tak ada manusia yang terlahir sempurna

Jangan kau sesali semua yang telah terjadi
Kita pasti pernah dapatkan cobaan yang berat
Seakan hidup ini tak ada artinya lagi
Syukuri apa yang ada hidup adalah anugra
Tetap jalani hidup ini melakukan yang terbaik
Jangan menyerah jangan menyerah  ohh..
Lagu itu terdengar dari Mp3 ku, jadi teringat teman SMP ku dahulu, ia bernama Yossi seorang gadis sederhana dari keluarga yang berkecukupan, hidupnya lengkap mempunyai ayah, ibu dan juga seorang adik laki-laki semua keluarganya mencinyainya termasuk kami para sahabatnya, tapi ada yang membuatnya iri pada setiap orang, membuatnya mesara rendah didepan orang yang baru di temuinya, membuatnya merasa malu ditatap dengan tatapan heran semua orang yang melihatnya, dan membuatnya benci pada setiap orang yang mengejeknya dan berlagak manusia paling sempurna di dunia. Yossi terlahir dengan sempurna sama seperti manusia pada umumnya mempunyai tanggan, kaki, mulut, mata, hidung dan organ-organ lainnya, tapi ada yang membedakannya dari manusia lain bibirnya tebal dan ada bercak merah di mulut dan lehernya, hal inilah yang membuat orang melihatnya merasa jijik, aku tak munafik, akupun merasakan hal yang sama terhadap Yossi ketika melihatnya pertama kali di sekolahku rasanya aku tak mau kenal dengan orang seperti Yossi apalagi berteman dengannya, aku merasa malu, tapi Allah mengatur setiap pertemuan kami, mengatur setiap langkah yang kami lalui dan mengatur siapa saja yang akan menjadi bagian penting dalam kehidupan kami, Allah takdirkan kami bersahabat hingga aku tahu semua gundagulana yang ada dalam hatinya, hingga aku tahu betapa susahnya hidup sepertinya. Orang-orang memanggilnya dengan sebutan “Mamble” Yossi dengan senang hati tersenyum walau banyak yang mengejeknya seperti itu. Kadang seseorang hanya bisa menilai dari luarnya saja dan tanpa mau tahu apa yang tersembunyi di dalamnya.
            Selepas SMP aku dan Yossi berbeda SMA baru beberapa minngu Yossi di SMAnya yang baru, ia sudah mendapatkan teman yang banyak, aku sangat bersyukur mendengar hal itu akan tetapi tak ada hal yang lebih sakit dari pada menjadi orang yang dimanfaatkan, tak ada yang benar-benar peduli, tak ada yang benar-benar tulus pada Yossi mereka hanya memanfaatkan Yossi , karena Yossi orang yang pandai, tangisan itu tak pernahku lupa, air mata dipipi Yossi telah menjadi dokumen yang tersimpan erat dalam benakku, rasa tak rela melihat sahabat sendiri diperlakukan layaknya seorang robot, tapi apalah daya hidup adalah hidup, hidup akan terus dijalani suka dan duka. Kata-kata Yossi selaluku jadikan pelajaran yang sangat berharga, Yossi pernah berkata padaku “Biarlah jika orang mau menganggapku apa, biarlah orang mencemoohku semaunya, biarlah jika tak ada orang yang mau berteman denganku, toh ada dan tidak adanya mereka, hidupku masih akan berjalan, mereka tak bisa menjamin jadi apa aku nanti, toh untuk apa aku perduli, hidup ini sudah ada jalannya sendiri-sendiri.”
Air mataku mengucur deras membasahi kedua pipiku, aku teringat kembali akan temanku yang satu itu, hal ini selaluku jadikan pelajaran agar aku selalu bersyukur bahwa Allah tak pernah tidur, Allah akan selalu melihat pengorbanan kita, Allah mendengar kita, Allah akan memberi yang terbaik, maka oleh itu bersyukurlah dengan apa yang telah Allah beri untuk kita, karna apapun itu pasti akan ada jalannya sendiri.
Kini tak ada yang perlu dikhawatirkan oleh Bu Guru Yossi, ia telah menjadi guru matematika di sekolahku dulu, ya disekolah favorit yang tak bisa ia masuki dulu dan sekarang ia bisa masuk ke sekolah itu sesuka hatinya, karna itu Allah telah merencanakan yang terbaik untuk kita dan Allah selalu mengingat hamba-hambanya. (Red_Baskom)

0 komentar:

Posting Komentar