Senin, 20 November 2017

Pengalaman Berharga dari Kantor Berita Nasional

Perjalanan Studi Media Himpunan Mahasiswa Ilmu Komunikasi (HIMIKOM)

Pada hari Rabu (01/10/2017) saya beserta rombongan mahasiswa program studi Ilmu Komunikasi melakukan perjalanan ke Jakarta-Bandung. Perjalanan ini dilakukan dalam agenda studi media jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Bengkulu. Studi media ini merupakan salah satu program kerja dari badan Penalaran & Keilmuan (PK) Himpunan Mahasiswa Ilmu Komunikasi. Tujuan utama studi media ini adalah untuk menambah pengetahuan seputar dunia komunikasi serta membuka cakrawala berpikir dari mahasiswa Ilmu Komunikasi itu sendiri. Ada beberapa tempat yang menjadi tempat kunjungan utama dalam perjalanan ini. Dua diantaranya adalah Kantor Berita ANTARA dan Harian REPUBLIKA. Bagi saya, tidak lengkap rasanya sebagai mahasiswa Ilmu Komunikasi yang juga mempelajari ilmu Jurnalistik apabila tidak berkunjung ke pusat jurnalistik.

Kami memulai perjalanan pada pukul 10.00 WIB dari Bandar Udara Fatmawati Soekarno Bengkulu. Kami tiba di Bandar Udara Soekarno Hatta sekitar pukul 11.00 WIB. Kunjungan pertama kami yaitu ke kantor Berita Harian Republika. Seperti yang kita ketahui bahwa Republika merupakan salah satu koran nasional yang di ada di Indonesia, jadi kami merasa beruntung dapat berkunjung dan menimba ilmu disini. Di kantor harian Republika kami disambut dengan sangat baik oleh para staf dan pimpinan redaksi Republika. Di ruangan rapat kantor Republika kami mendengarkan penjelasan dari pimpinan Republika mengenai sistem pembuatan koran dan juga mekanisme wartawan dalam mencari dan mengolah berita. Peserta studi media pun aktif bertanya saat diberikan waktu tanya jawab. Dari perbincangan ini, ada beberapa hal yang saya dapatkan yaitu bagaimana menjadi seorang jurnalis yang memiliki kredibilitas yang tinggi, kerja keras serta bertanggung jawab merupakan hal terpenting dalam pekerjaan.

Menjadi seorang jurnalis bukanlah merupakan pekerjaan yang mudah, melainkan kita dituntut untuk dapat menyelesaikan pekerjaan tepat waktu. Meskipun jurnalis bekerja dibawah tekanan, namun menjadi seorang jurnalis adalah pekerjaan yang menyenangkan dimana kita dapat terjun langsung untuk mencari berita, dapat bertemu orang-orang penting, berpetualang dan yang menjadi kepuasan tersendiri seorang jurnalis yaitu saat beritanya di publikasi dan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat akan informasi/berita. Setelah sharing dengan salah satu pimpinan Republika, kami juga berfoto bersama di depan gedung harian Republika yang bertempat di kawasan Jakarta Selatan ini.
Foto bersama didepan gedung Harian Republika

Selain ke Harian Republika, kunjungan inti lainnya yaitu ke Kantor Berita Antara. Kantor berita Antara yaitu satu-satunya kantor berita resmi yang berada dibawah naungan pemerintah Republik Indonesia. Sepak terjang Antara di dunia Pers Indonesia telah mengukir sejarah di buku catatan sejarah pers di Indonesia. Hingga saat ini Antara sudah memiliki usia 80 tahun atau 10 windu. Saat berkunjung ke kantor berita Antara, kami sangat terkesan dengan sambutan yang diberikan oleh pihak Antara. Kami disambut dengan sangat baik dan juga staf Antara yang sangat humble. Di kantor berita Antara, kami di suguhkan video profil Antara dan cuplikan video perjalanan Antara selama 10 windu. Di kantor berita Antara, kami melakukan sharing dengan Bapak Ahmat Wijaya selaku kepala redaksi Antara yang menjelaskan bagaimana proses Antara membuat dan menyebarkan berita. Diberitahukan juga  bahwa Antara Online melakukan publikasi hingga 800 berita setiap harinya. Bahkan, media lain pun banyak yang membuat berita yang bersumber dari Antara. Antara juga tersebar di 33 provinsi di Indonesia. Termasuk juga diantaranya Bengkulu.

Dalam perbincangan kami, salah satu pembicara dari Antara yaitu Bapak Ahmat menjelaskan bahwa berkecimpung di dunia media merupakan bukanlah hal yang sepele. Konsisten menjadi seorang jurnalis itu sangatlah diperlukan. Tidak hanya lulusan jurnalistik ataupun komunikasi saja yang dapat menjadi seorang jurnalis. Dari jurusan lain pun tidak masalah kalau ingin menjadi seorang jurnalis, asalkan memiliki keahlian serta keseriusan untuk terjun ke dunia jurnalis. “menjadi jurnalis atau wartawan itu harus siap di segala hal. Siap untuk capek, siap untuk dipaksa, bahkan siap untuk bosan. Tapi menjadi wartawan adalah hal yang menyenangkan bagi saya”, ungkap Pak Ahmat. Selain melakukan sharing kami juga diajak untuk melihat ruang kerja Antara, ruang untuk koran, media online, dan juga untuk TV.


Saya sangat bersyukur dapat mengikuti perjalanan studi media ini. Melalui studi media ini saya dapat menambah pengalaman serta pengetahuan saya mengenai ilmu komunikasi yang ternyata sangat luas cakupannya. Saya harap studi media ini dapat dilaksanakan setiap tahunnya untuk menambah wawasan mahasiswa ilmu komunikasi serta dapat mengenal praktek dari disiplin ilmunya di lapangan. 

Selasa, 07 November 2017

Rumah Pengasingan Bung Karno

Rumah Pengasingan Ir. Soekarno dapat dikatakan sebagai salah satu ikon sejarah paling terkenal di provinsi Bengkulu. Kota Bengkulu, tepatnya daerah Anggut, menjadi saksi hidup pengasingan Presiden pertama Republik Indonesia itu ketika ditawan oleh Pemerintah Kolonial Belanda dari tahun 1938 sampai 1942. Tanah yang dikenal sebagai Bumi Rafflesia ini juga menjadi tempat dimana Bung Karno berjumpa dengan Ibu Fatmawati yang kemudian dikenal sebagai Ibu Negara Pertama RI.

Model rumah bersejarah ini dapat dikatakan modern, tetapi tetap terasa sentuhan tradisionalnya. Bangunan terdiri atas tanah seluas 40.434 m2  dengan bangunan utama rumah berukuran 9 x 18,5   meliputi teras depan, ruang tamu, ruang kerja, kamar tamu, kamar tidur, dan teras belakang. Bangunan ini ditetapkan menjadi Cagar Budaya pada tahun 2004 malalui Keputusan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata. Ketika pengunjung masuk ke dalam rumah ini, akan nampak aset-aset bersejarah yang menjadi saksi bisu pengasingan Bung Karno selama di Bengkulu.

Sebagian besar aset yang ada di dalam bangunan ini merupakan aset asli yang dulunya digunakan oleh Bung Karno dan keluarga. Mulai dari sepeda asli buatan Jepang, buku-buku bacaan, meja dan kursi, kostum-kostum perkumpulan Monte Carlo, serta aset-aset tambahan seperti foto-foto yang dipajang di setiap sudut ruangan akan membuka wawasan para pengunjung mengenai sejarah pengasingan Bung Karno.
Selama pengasingannya di Bengkulu, Bung Karno dan istrinya, Inggit Garnasih banyak memberikan kontribusi yang baik bagi masyarakat Bengkulu. Perlumpulan Sandiwara Monte Carlo, misalnya, merupakan perkumpulan yang didirikan untuk merangkul para pemuda untuk ikut berkesenian. Selain itu juga, kontribusi Bung Karno dalam menyumbangkan pemikirannya untuk merancang bangunan Masjid Jamik, yang juga menjadi salah satu ikon sejarah di kota Bengkulu.

Menurut pengakuan Roni Aprianto selaku petugas yang menjaga rumah pengasingan Ir. Soekarno tersebut, pengunjung yang datang cukup banyak. Baik dari dalam dan luar kota, dalam seminggu terdapat lebih dari seratus orang pengunjung dan biasanya rumah ini paling banyak dikunjungi pada akhir pekan dan hari-hari libur. Hal ini menunjukkan bahwa rumah pengaingan Ir. Soekarno masih menjadi pilihan tujuan wisata masyarakat, khususnya bagi mereka yang peduli terhadap pelestarian peninggalan sejarah.

Tarif untuk masuk ke tempat wisata sejarah ini cukup murah, hanya dua ribu rupiah untuk anak-anak dan tiga ribu rupiah untuk dewasa. Tapi perlu diingat oleh pengunjung untuk tidak merusak aset yang ada dan tidak membawa makanan serta melepas alas kaki saat berkunjung ke dalam bangunan. Letak rumah pengasingan Ir. Soekarno sebagai wisata sejarah kota Bengkulu juga berdampingan dengan wisata oleh-oleh khas Bengkulu. Bagi pengunjung yang datang dari luar kota, dapat dengan mudah memperoleh makanan khas Bengkulu, kerajinan kulit kayu lantung dan juga batik kain Besurek yang dapat dibawa pulang sebagai buah tangan.

Rumah pengasingan Ir. Soekarno telah mengalami beberapa kali pemugaran atau direnovasi untuk menjaga kelestariannya. Pemerintah terus berupaya untuk melestarikan bangunan dan aset-aset bersejarah di dalam rumah ini. Tinggal bagaimana kita sebagai masyarakat, khususnya masyarakat Bengkulu untuk lebih peduli terhadap peninggalan sejarah yang sangat berharga di provinsi ini.